Info : Rental Rudi Medan , Phone : 08126323021 - 082277093636 / BB : 25DAAB36
Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) mengambil nama dari Sungai Batang
Gadis yang mengalir dan membelah Kabupaten Mandailing Natal (Madina)
Provinsi Sumatera Utara. TNBG yang secara administratif termasuk wilayah
Kabupaten Madina, memiliki luas 108.000 ha. Kawasan ini terletak pada
ketinggian 300 hingga 2.145 meter di atas permukaan laut, dan puncak
tertingginya adalah Gunung Sorik Marapi.
TNBG ditetapkan secara resmi sebagai taman nasional dengan Keputusan
Menteri Kehutanan Republik Indonesia pada tanggal 29 April 2004. Taman
nasional ini sebelumnya merupakan areal hutan lindung, hutan produksi
terbatas, dan hutan produksi tetap. Kawasan hutan lindung ditetapkan
oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1921-1924.
Kawasan TNBG yang merupakan rangkaian pegunungan ini memiliki potensi
keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi. Taman ini merupakan habitat
satwa yang dilindungi seperti harimau Sumatera, tapir, beruang madu,
orangutan ras angkola, siamang, berbagai jenis burung, dan lainnya.
Selain itu, kawasan ini berfungsi sebagai daerah tangkapan air dan
merupakan hulu beberapa sungai di Kabupaten Mandailing Natal dan
Tapanuli Selatan, sehingga berperan dalam kelestarian hidrologis di
kedua wilayah tersebut.
Keaneka Ragaman Hayati
Hasil survei singkat keanekaragaman hayati yang dilakukan oleh Cl
Indonesia selama kurun waktu kurang lebih satu bulan, telah
memperlihatkan bahwa kekayaan hayati di Taman Nasional Batang Gadis
cukup tinggi. Beragamnya jenis flora dan fauna yang diternui oleh tim
survei, cukup untuk menjadikan alasan bahwa kawasan Batang Gadis ini
perlu segera dilindungi, guna menekan laju kepunahan flora dan fauna di
Taman Nasional Batang Gadis.
Rumah Tradisional Masyarakat Mandailing
Berdasarkan hasil penelitian flora, dalam petak penelitian seluas 200
meter persegi terdapat 242 jenis tumbuhan berpembuluh (vascular plant)
atau sekitar 1% dari flora yang ada di Indonesia (sekitar 25.000 jenis
tumbuhan berpembuluh yang ada di Indonesia). Selain itu, diternukan juga
bunga langka dan dilindungi yaitu bunga Padma (Rafflesia sp.) jenis
baru. Tingginya nilai kekayaan flora di TNBG menjadikan kawasan ini
harus segera dilindungi karena masih banyak jenis-jenis tumbuhan yang
belum belum diketahui manfaatnya bagi kehidupan manusia sehingga perlu
dikaji lebih lanjut. Melalui perangkap kamera dan penelusuran jejak, tim
peneliti berhasil menemukan satwa langka yang dilindungi undang-undang
dan konvensi internasional, seperti harimau Sumatera (Panthera tigris
sumatrae), kambing hutan (Naemorhedus sumatrensis), tapir (Tapirus
indicus), kucing hutan (Catopuma temminckii), kancil (Tragulus
javanicus), binturong (Arctitis binturong) beruang madu (Helarctos
malayanus), rusa (Cervus unicolor) dan kijang (Muntiacus muntjac)dan
landak (Hystix brachyura). Selain itu tim survei berhasil menernukan
amfibi tak berkaki (Ichtyopis glutinosa) yang merupakan jenis satwa
purba dan katak bertanduk tiga (Megophyris nasuta) yang sudah langka dan
merupakan jenis yang hanya dapat dijumpai (endernik) di Sumatera.
Perburuan Liar
Jumlah burung di kawasan TNBG yang dapat diternukan sampai saat ini
adalah 242 jenis. Dari 242 jenis tersebut, 45 merupakan jenis burung
yang dilindungi di Indonesia, 8 jenis secara global terancam punah, 11
jenis mendekati terancam punah, seperti jenis-jenis Sunda groundcuckoo,
Salvadori pheasant, Sumatran cochoa. Crested fireback dan March finfoot.
Dua jenis burung yang selama ini dikategorikan sebagai 'kekurangan
data' (data deficient) oleh IUCN karena sedikitnya catatan, juga
diternukan. Dari total jenis burung tersebut 13 merupakan jenis yang
dikategorikan sebagai Burung Sebaran Terbatas yang berkontribusi pada
terbentuknya Daerah Burung Endernik dan Daerah Penting bagi Burung
(DPB). Kawasan TNBG juga merupakan salah satu lokasi transit
burung-burung migran yang datang dari belahan burni utara. Bila hutan
TNBG tak segera dilindungi maka akan mempercepat kepunahan mereka.
Sungai Batang Gadis
Burung Lophura inornata (salvadori pheasant) dan Pitta schneiderii
(schneider's pitta) adalah jenis langka dan endernik untuk Sumatera.
Jenis tersebut dapat ditemukan kembali setelah hampir satu abad tidak
tercatat dalam Daftar Jenis Burung Sumatera. Jenis burung Carpococcyx
radiceus ("Sunda ground-cuckoo) ditemukan kembali untuk kedua kalinya
setelah hampir lebih dari satu abad tidak diternukan dalam daftar burung
Sumatera. Jenis ini sebelumnya hanya diketahui dari spesimen di museum
pada tahun 1912. Pertama kali jenis ini diternukan di Provinsi Bengkulu
pada tahun 2000.
Tim survei menemukan 6 jenis burung dari keluarga rangkong (Bucerotidae)
atau 60% dari total jenis yang diternukan di Pulau Sumatera,
diantaranya Buceros rhinoceros, Rhinoplax vigil dan Aceros undulatus.
Kehadiran jenis burung ini menunjukan bahwa hutan tropis Taman Nasional
Batang Gadis masih sehat untuk berkembangnya jenis-jenis satwa pemakan
buah (frugivor).
Hutan Batang Gadis
Banyaknya jenis-jenis rangkong dapat menjadi indikasi bahwa kondisi
hutan alam di TNBG masih baik dan masih terdapat hubungan mutualistik
(saling menguntungkan.) yang relatif utuh antara jenis satwa penyebar
biji tumbuhan dengan jenis tumbuhan tropis. Di hutan tropis, agen
perantara dalam penyebaran biji tumbuhan urnumnya dilakukan oleh satwa
pemakan buah dan ini menjadi penting dalam memelihara keanekaragaman
hayati dan regenerasi/rehabilitasi hutan secara alami di hutan tropis.
Temuan penting lainnya adalah konservasi mikroba endofitik dari jaringan
tumbuhan yang hidup di hutan tropis mandailing Natal. Konservasi
mikroba endofitik dari hutan tropis di Indonesia belum pernah dilakukan
oleh lembaga manapun. Dalam hal ini, tim survei berhasil mengumpulkan
sebanyak 1500 jenis mikroba yang terdiri dari bakteri dan kapang. Saat
ini mikroba tersebut disimpan dalam koleksi kultur mikroba Puslit
bioteknologi LIPI. Mikroba ini sangat bermanfaat sebagai sumber
obat-obatan, bio-fungisida, bio-insektisida serta pupuk bio yang
menunjang sektor pertanian maupun sebagai penghasil berbagai jenis
hormon dan enzirn yang sangat bermanfaat bagi industri.
Keragaman Fauna
Harimau (camera trap)
Mamalia
Nama jenis: Harimau Sumatera/Sumatran tiger
Nama latin : Panthera tigris sumatrae
Keterangan:
Harimau Sumatera merupakan satu-satunya dari tiga jenis harimau yang
pernah dimiliki Indonesia yang masih bertahan hidup. Dua jenis lainnya,
yakni Harimau Jawa dan Harimau Bali, yang baru saja punah. Meski
termasuk jenis dilindungi dan masuk dalam Lampiran I CITES, Harimau
Sumatera kini dalam kondisi kritis alias nyaris punah. Dua penyebab
utama keterancamannya adalah maraknya perburuan, rusak dan
terfragmentasi tempat hidupnya.
Tapir (camera trap)
Nama jenis: Tapir/Malayan tapir
Nama latin : Tapirus indicus
Keterangan:
Tapir merupakan jenis satwa yang sangat khas dengan dwiwarna tubuhnya
yang hitam dan putih. Tapir merupakan penghuni hutan-hutan primer di
Indonesia khususnya di wilayah Sumatera, persebarannya ke arah utara
tidak melampaui daerah Danau Toba. Tapir tidak hanya dilindungi dari
segi hukum yang berlaku di Indonesia Jenis yang digolongkan IUCN (The
World Conservation Union). Sebagai jenis terancam punah, satwa ini juga
masuk dalam Lampiran I CITES ((Convention on International Trade in
Endangered in Species of Wild Fauna and Flora).
Kambing Hutan (camera trap)
Nama jenis: Kambing hutan/Serow
Nama latin : Naemorhedus sumatrae
Keterangan:
Pada dasarnya kambing hutan berbeda dengan kambing yang diternakkan,
karena kambing hutan merupakan perpaduan antara kambing dengan antelop
dan mempunyai hubungan dekat dengan kerbau. Kambing hutan merupakan
satwa yang sangat tangkas dan sering terlihat memanjat dengan cepat di
lereng terjal yang biasanya hanya bisa dicapai oleh manusia dengan
bantuan tali.
Landak (camera trap)
Nama jenis: Landak/Porcupine
Nama latin : Hystrix brachyura
Keterangan:
Dengan duri-duri di bagian belakang tubuhnya, landak merupakan jenis
mamalia yang unik. Jika terganggu, landak akan menegakkan duri-durinya
hingga ia tampak dua kali lebih besar. Landak biasa ditemukan di atas
tanah di hutan dataran rendah hingga pegunungan.Untuk berlindung,
landak tinggal di lubang yang digalinya. Meski tidak terlalu sulit
ditemukan di kawasan usulan TN Batang Gadis, secara global jenis landak
yang dilindungi ini tergolong langka dan terancam punah.
Kucing Emas (camera trap)
Nama jenis: Kucing emas/Asiatic Golden Cat
Nama latin : Catopuma temminckii.
Keterangan:
Kucing langka ini berukuran tubuh cukup besar dengan panjang tubuh total
dapat mencapai 1,3 meter dan berat 15 kg. Kucing emas merupakan jenis
satwa yang dilindungi dan masuk dalam Lampiran I CITES. Jarang
terdokumentasi, namun tim survei keanekaragaman hayati TamanNasional
Batang Gadis berhasil 'menjebaknya dalam perangkap kamera.
Kucing Congkok (camera trap)
Nama jenis: Kucing congkok/Leopard cat
Nama latin : Celis bensalensis
Keterangan:
Semua jenis kucing liar pada umumnya mirip dengan kucing kampung bentuk
tubuhnya dan sama-sama mempunyai 28-30 gigi. Ciri yang membedakannya
adalah ukuran, panjang ekor dan pola warna. Biasanya tubuhnya berwana
kekuningan dengan bintik hitam diseluruh tubuh bagian atas termasuk
ekor. Biasanya hidup secara nocturnal (aktif malam hari) dan terestrial,
terkadang aktif juga di pepohonan kecil. Makanannya meliputi mamalia
kecil dan serangga besar.
Kijang (camera trap)
Nama jenis: Kijang/Common barking deer
Nama latin : Muntiacus muntjak
Keterangan:
Kijang Muntiacus sp. berjalan dengan kepala merendah, punggung agak
melengkung dan kaki belakangnyatinggi. Mengangkat tinggi kakinya dari
permukaan tanah setiap kali melangkah. Tubuh bagian atas tengguli, agak
lebih gelap sepanajng garis punggung; bagian bawah keputih-putihan dan
sering berulas abu-abu. Ekor coklat tua di atas dan putib di bawah.
Aktif terutama pada siang hari. Makannya meliputi dedaunan muda,
rumput-rumputan dan buah-buahan yang jatuh dan biji-bijian.
Bunga Padma (camera trap)
Nama jenis : Bunga padma/Rafflesia
Nama latin : Rafflesia sp.
Keterangan:
Bunga ini merupakan kerabat bunga padma (Rafflesia arnoldi R. Brown)
yang adalah flora maskot Indonesia dan bunga terbesar di dunia.Bunga
yang diternukan di lereng Gunung Sorik Merapi seperti pada gambar ini
diduga merupakan jenis baru yang belum pernah dideskripsikan. Bunga
padma sangat unik karena dia tidak memiliki akar, batang maupun daun.
Bunga padma tumbuh sebagai parasit di jenis liana tertentu (biasanya di
Tetrastigma sp.) dan merupakan jenis flora yang secara global terancam
punah. Hingga kini, bunga ini masih di teliti di oleh para ahli tanaman
di Herbarium Bogoriense, Bogor, Jawa Barat.
Kantong Semar
Nama jenis: Kantongsemar/Pltcher plant
Nama latin : Nephentes sp.
Keterangan:
Turnbuhan ini termasuk karnivora, menyerap unsur makanan penting dari
serangga dan arthropoda yang jatuh dan terbenam ke dalam kantong.
Kantong itu sebenarnya adalah daun yang mengalami modifikasi dan berisi
cairan yang digunakan untuk mencerna makanan. Kantong semar ini
(Nephentes sp.) merupakan tumbuhan dari suku Nephentaceae. Tumbuhan ini
dilindungi berdasarkan UU No 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati dan Ekosistemnya. Undang- Undang ini ditindaklanjuti dengan
PP nomor 7 tahun 1999 tentang jenis-jenis tumbuhan dan satwa yang
dilindungi.
Limbless amphibians
Amphibi
Nama jenis: Amphibi tak berkaki/Limbless amphibians
Nama latin : Ichtyopis slutinosa
Keterangan:
Satwa ini termasuk dalam sejenis amfibia (katak), narnun tidak mempunyai
kaki dan hidup di tanah yang becek di sekitar air atau sungai yang
tidak terlalu deras dan berlumpur, kerap disamakan dengan cacing.
Kecuali mempunyai mulut dan mata yang jelas, biasanya terdapat garis
kuning pada kedua sisi bagian tubuhnya.Satwa ini termasuk satwa purba
dan langka.
Rangkong Badak
Nama jenis : Rangkong badak/Rhinoceros hornbill
Nama latin : Buceros rhinoceros
Keterangan:
Rangkong merupakan burung penghuni puncak-puncak kanopi hutan. Dengan
bungkal atau ton)olan di kepala yang menyerupai cula badak, maka disebut
demikianlah namanya. Terbang dari satu pohon buah ke pohon lain,
rangkong ibarat 'petani hutan' yang menebarkan biji-bijian hutan yang
sangat penting untuk regenerasi dan menjamin keberlanjutan ekosistem
hutan. Rangkong badak yang merupakan burung penetap dan dilindungi di
Indonesia ini, cukup umum diternukan di kawasan Taman Nasional Batang
Gadis.
http://www.dephut.go.id/ & sumber lainya.
0 komentar:
Posting Komentar