Rabu, 20 Juli 2016

Legenda Putri Hijau dan Meriam Puntung

Info : Rental Rudi Medan - Rental Mobil Medan , Phone : 08126323021 - 082277093636 / BB : 25DAAB36

Legenda Putri Hijau dan Meriam Puntung
Legenda Putri Hijau dan Meriam Puntung
Menurut legenda, dahulu di Kesultanan Deli Lama, sekira 10 km dari Medan, hidup seorang putri cantik bernama Putri Hijau. Kecantikan sang putri ini tersebar sampai telinga Sultan Aceh sampai ke ujung utara Pulau Jawa. Sang pangeran jatuh hati dan ingin melamar sang putri. Sayang, lamarannya ditolak oleh kedua saudara Putri Hijau, yakni Mambang Yazid dan Mambang Khayali. Penolakan itu menimbulkan kemarahan Sultan Aceh.


Maka, lahirlah perang antara Kesultanan Aceh dan Deli. Konon, saat perang itu seorang saudara Putri Hijau menjelma menjadi ular naga dan seorang lagi menjadi sepucuk meriam yang terus menembaki tentara Aceh. Karena menembak terus menerus, meriam itu panas berlebihan sehingga pecah (puntung). Sisa “pecahan” meriam itu hingga saat ini ada di dua tempat, yakni di Istana Maimoon,dan di Desa Sukanalu (Tanah Karo).

Legenda Putri Hijau dan Meriam Puntung
 Tempat Meriam Puntung diletakkan [ samping Istana Maimon ]
Pecahan di Istana Maimoon disimpan di rumah ala Karo yang terdapat di halaman sebelah kanan istana Maimoon. Kenapa dibangun sebuah rumah Karo, itu karena leluhur raja-raja Deli memiliki darah Batak Karo juga selain darah dari India.

Pangeran yang seorang lagi yang telah berubah menjadi seekor ular naga itu, mengundurkan diri melalui satu saluran dan masuk ke dalam Sungai Deli disatu tempat yang berdekatan dengan Jalan Putri Hijau sekarang. Arus sungai membawanya ke Selat Malaka dari tempat ia meneruskan perjalanannya yang terakhir di ujung Jambo Aye dekat Lhokseumawe, Aceh.
Legenda Putri Hijau dan Meriam Puntung



Batu tentang Legenda "Meriam Puntung" yang terletak di samping Meriam diletakkan

Putri Hijau pun ditawan dan dimasukkan dalam sebuah peti kaca yang dimuat ke dalam kapal untuk seterusnya dibawa ke Aceh. Ketika kapal sampai di ujung Jambo Aye, Putri Hijau mohon diadakan satu upacara untuknya sebelum peti diturunkan dari kapal. Atas permintaannya, harus diserahkan padanya sejumlah beras dan beribu-ribu telur.
Legenda Putri Hijau dan Meriam Puntung



Gambar dalam Istana Maimon [ Istana Deli ] dan Meriam Puntung

Permohonan tuan Putri itu dikabulkan.

Tetapi, baru saja upacara dimula, tiba-tiba berhembus angin rebut yang maha dahsyat disusul oleh gelombanggelombang yang sangat tinggi. Dari dalam laut muncul abangnya yang telah menjelma menjadi ular naga itu dengan menggunakan rahangnya yang besar itu, diambilnya peti tempat adiknya dikurung, lalu dibawanya masuk ke dalam laut. Legenda ini sampai sekarang masih terkenal dikalangan orang-orang Deli dan malahan juga dalam masyarakat Melayu di Malaysia.

0 komentar:

Posting Komentar